02 Oktober 2009

INI BUKAN "THE DA VINCI CODE", APAKAH INI PERINGATAN DARI ALLAH??

Mungkin kita tidak menyadari bahwa tanda-tanda kiamat itu sudah berada di depan mata kita, atau malah sebuah peringatan yang diberikan oleh Allah bahwa kita telah jauh sekali melupakanNya dan meninggalkan semua segala perintahnya.

Gempa bumi yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera Barat, saya sendiri tidak tahu apakah memang ini sebuah peringatan ataukah sebuah sandi dan petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada kita semua. Berikut petikan berita yang saya ambil dari situs berita BBC yang mempunyai alamat di http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/10/091001_sumatraquake.shtml

"Gempa pertama kali terjadi pada pukul 17.16 WIB, Rabu dengan pusat gempa di kedalaman 85 km Barat Laut Padang, Sumatera Barat.Gempa kedua terjadi pada pukul 8.52 WIB hari Kamis sekitar 225 km sebelah Tenggara Padang, tepatnya di Sungaipenuh, Kabupaten Kerinci sekitar 400 km dari Kota Jambi".

Secara tidak sengaja, saya dan teman saya menghubungkan angka-angka yang terdapat pada kutipan berita tersebut. Seperti angka yang terletak pada kalimat Gempa pertama kali terjadi pada pukul 17.16 WIB. Pukul 17.16, saya mencoba membuka kitab suci Al-Quran surat 17 [Al-Isra'] Ayat 16. Dan pada terjemahan pada ayat tersebut adalah:

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".

Pada kalimat Gempa kedua terjadi pada pukul 8.52 WIB. Angka yang menunjukan pukul 8.52, saya mencoba membuka lagi kitab suci al-Quran surat 8 [Al-Anfal] Ayat 52. Dan pada terjemahan pada ayat tersebut adalah:

"(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkar ayat-ayat Allah. Maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka, Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras Siksaanya".

Dari dua terjemahan Ayat Suci Al Quran itu, Al-Quran surat 17 [Al-Isra'] Ayat 16 dan Al-Quran surat 8 [Al-Anfal] Ayat 52. Saya tidak tahu harus bilang bagaimana lagi, apakah ini benar-benar peringatan dari Allah atau memang Allah telah murka kepada kita semua. Namun, dari semua kejadian yang telah menimpa kita, semoga kita bisa mengambil hikmah dari semua peringatan yang diberikan-Nya.

Untuk saudara-saudara dan teman di Sumatera Barat semoga diberikan ketabahan dan kesabaran. Semoga kita mendapatkan ampunan dari-Nya….Amin…

07 September 2009

The Rama & Yana Cronicle


Hujan baru saja turun, namun masih teriak sedikit gerimis yang tersisa.
Yana : Ehmm.. dingin-dingin gini enaknya ngapai ya Ma..? (Lontar Yana seraya minum the)
Rama : Enaknya ya mbakar jagung..

Yana hanya memandang Rama dengan ekspesi datar, ngawur pikir Yana. Yana kembali menyeruput the poci-nya.Ehm…hangatnya…

Yana : Ini kan gak musim jagung, Bapak juga nggak nanam jagung. Jagung dari mana?
Rama : Gitu aja kok ngruwet, lha didepan sana itu apa bukan Supermarket ******* (menyebutkan nama supermarket). Di situ sih lengkap, nggak perlu nunggu musim. (terang Rama dengan menunjukan arah yang tidak begitu jelas)
Yana : Emang ente ada doku?
Rama : Doku, doku, doku….Duwek kamsud mu? Aku sih kagak ada….
Yana : Semprol!! Udah sama lagi bokek gitu ngasih tahu supermarket! Supermarket s****lmu!!
Rama : Ane kan Cuma ngasih tahu saja men…

Dengan ekspresi menyeronyos yang diarahkan ke Rama, Yana berdiri dari tempat duduknya dan beranjak begitu saja. Masuk kedalam rumah meninggalkan Rama yang sedang mengepul di teras rumah.

Rama : Mau kemana ente? (setengah agak berteriak)
Yana : Ke kamar mandi!! Mo ikut?? (Sahut yana dari dalam)

Baru dingin segini aja udah terkencing-kencing, guman Rama.

(bersambung)*

*Nggak tahu bersambungnya sampai kapan…

26 Agustus 2009

1 Minggu Terakhir

Janganlah kau sesali.....
Janganlah kau tangisi.....
Aku pergi untuk kembali lagi...
Hapuslah Air matamu...
Hapus luka hatimu....
Tunggulah aku di batas kota ini.....


Yeah, mengutip lirik lagu yang pernah dipopulerkan oleh Tommy J. Pisa, mungkin hal itu yang terjadi selama 1 minggu terakhir ini. Bukan hanya pada diriku, tetapi pada sebagian temanku..., di bulan suci Ramadhan ini sungguh banyak kejadian yang aku alami... ehm.. entah apakah ini ujian dari-Nya atau hanya sekedar bumbu kehidupan, akupun tidak tahu. Namun semua itu aku serahkan pada Alloh SWT Tuhan segalanya....

Teman, Cinta dan Persahabatan adalah sebuah hal yang benar-benar kompleks, melihat beberapa teman, dan sahabat aku selama ini, aku mengerti akan makna sebuah kehidupan... *bukannya sebelumnya nggak ngerti lho yaa*, teman di kampus, di kost, dan di FB *ini yang utama* sungguh banyak sekali beraneka ragam karakter... Namun itu membuat hidup semakin penuh warna.

Kembali pada cuplikan lagu diatas, sebut saja namanya Herman, salah satu temanku..., Cinta bagi dirinya sangatlah penting.., kadang aku merasa kasihan melihatnya..., yaa... putus cinta.., tidak semua orang sama dalam merasakan hal ini. Kandasnya hubungan percintaan yang dia alami hampir saja membuatnya depresi. Namun, Alhamdulillah... hatinya masih teguh untuk tetap berdiri. *Untung nggak bunuh diri ya ni anak.., hehehe(Jangan sampai!!!)*

Beberapa hari ini aku mengenal beberapa orang dari situs jejaring sosial Facebook, banyak juga..., ada yang dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau.. (Kok nyanyi) ya banyaklah... Ada yang friendly, Jutek abis, cuek!! dan berbagai macam karakter lah..., Namun diantara semua itu juga ada yang benar-benar bisa diajak untuk menjalin silaturrahmi *yang merasa jangan Ge_eR* dan bukan hanya untuk "say hello" saja. Namun hal yang lebih penting aku bisa berbagi dan bertukar ilmu dan wawasan dengan mereka, jadi nggak hanya buat tepe-tepe doang... Ya InsyaAlloh yang bisa bermanfaatlah.., ya semoga silaturrahmi ini tetap bisa berlanjut..Amin.

Persahabatan, ya kata itu.... apakah arti sahabat?? bagi sebagian orang, sahabat adalah seseorang yang bisa mengerti akan diri kita, akan segala kekurangan kita, menerima kita apa adanya, baik dan keburukan kita, menutupi semua keburukan kita dari orang lain, belahan dari jiwa kita, tempat berbagi baik suka maupun duka, saling mengerti dan membantu, yaaa dan semacamlah. Namun, kadang aku tidak merasakan akan semua itu, Yaa biarlah emang setiap orang berbeda. Namun sekarang aku hanya bisa berkata dalam hati "Aku Ikhlas", yaa hanya itu yang bisa aku lakukan. Karena bagaimana pun aku sudah berusaha menjadi yang terbaik bagi sahabatku, yaa mungkin ini jalan Alloh yang diberikan kepadaku,, well..... life must go on..

06 Agustus 2009

K.S.S.K (Kisah Sedih Sahabat Kecil)


Mungkin kalau "Kisah Sedih di Hari Minggu" atau "Kisah Kasih di Sekolah" setiap orang sudah mendengar ceritanya, bahkan sudah ada sinetronya beberapa waktu yang lalu. Ini berbeda, ini bukan sekedar kisa sinetron, tapi kisah klasik di kisah sekarang, hehehe…. Begini ceritanya…

Mungkin setiap orang pernah menjalin suatu hubungan, baik pertemanan, sahabat, maupun kasih sayang alias pacaran. Tapi tidak semua orang beruntung bisa mendapatkan pacaran apalagi pacaran (termasuk yang nulis, hehehe…). LDR atau Long Distence Relationship, alias boso jowone Hubungan Jarak Jauh, kerap sekali sering terdengar. Memang tidak mudah untuk menjalaninya, apalagi jika didalam hubungan itu tidak terdapat suatu pohon kepercayaan dan ketulusan, pasti pohon tersebut akan mudah sekali goyah dan akhirnya roboh di hantam topan-topan kehidupan…, jangankan setahun dua tahun, hubungan yang lama pun bisa hilang dalam sedetik saja…

Sebut saja sahabatku itu dengan nama Peter (bukan nama sebenarnya, hehehe kayak berita Koran saja), Meskipun wajahnya tidah setampan Edward Cullen (Serial Twiligh Saga) dan tidak sejelek Eddie Murphy, dia mempunyai kisah kasih yang complicated. Mungkin setiaop orang bisa menerima orang apa adanya, tapi tidak bagi Peter, dia bahkan lebih. Pasti seorang bisa berubah, dan juga bisa mendapatkan kesempata. Namun, bagi Abdi terasa idak, aku sendiri juga tidak tahu.

Kekasihnya, kita sebut saja Musy Jane Waston, dia tinggal jauh 100km dari kota apel, jauh memang…. Kadang ia bisa selembut bidadari dan semarah bidadari yang terluka, Namun Peter masih bisa menerimanya bagaimanapun kondisinya. Didalam kesedian Peter, Peter tahu kalau MJ (Musy Jane) tidak kehilangan dirinya, tapi hanya caranya saja yang salah…, Peter memang pernah melakukan kesalahan, tapi itukan masa lalu, biarlah berlalu, yang penting tatap masa depan, begitu kata peter. "Spiderman saja bisa salah, apalagi aku", keluhnya beberapa hari yang lalu.

Tapi peter tetap semangat, hujan cacian dan makian hanya dia angap sebagai ujian, kasihan memang…namun begitulah peter, meski tidak sehebat superman, dia masih kuat setangguh Batman. Bagaimanapun, Kisah Sedih Sahabat Kecil ini bisa dijadikan pelajaran, Untuk Peter dan Musy Jane, yang sabar…

03 Agustus 2009

Si Ran2 Tidak [akan] Pernah Cukup

Mendengar cerita beberapa hari yang lalu tentang seorang teman, meskipun belum terlalu kenal akupun dibut terkejut olehnya. Ternyata dibalik kelembutan dan senyumnya menyimpan sejuta misteri yang tak terduga. Benar kata pepatah, jangan pernah lihat buku dari covernya. Sebut saja namanya Rosmary (kayak namanya siapa gitu), atau sebut saja namanya Rose Dewit Buttaker (seperti nama yang diperankan Kate Winslet dalam Titanic, hehehe) dia begitu penuh misteri. Ibarat Leonardo De Caprio sebagai Jack Dawson juga dalam film yang sama, dulurku [sahabatku.pen] mengalami tragedy luar biasa, karena saking luar biasanya di mengalami shock yang cukup berat. Hamper saja dibawa ke psikiater, karena "cinta yang tak sampai" dan karena sudah menjadi "kambing hitam" yang sudah terlanjur "dikambing hitamkan" ia masih mampu untuk teguh berdiri tegar…

Aktor yang memerankan ini adalah dulur sendiri, sebut saja si Ran2,,, kayak tokoh kartun jepang yang terkenal itu. Bagaikan "Jelangkung" yang dating tak di jemput dan pulang tak diantar, kedatangan Rosmary bagaikan "Kuntilanak di Kamar Mayat" yang berwujud seputih "Tali Pocong Perawan" dan secantik "Bidadari Yang Terluka". Si Ran2 terpesona, dan kita2 pun sebagai sahabatnya pun terpesona akan kelembutan dan kebaikannya…, namun "Titik Hitam" itu akhirnya muncul juga. Kejadian demi kejadiam terus bermunculan, terakhir kemarin lalu saat "Malam Jumat Kliwon" semuanya terungkap…, Rosemary benar-benar terbuka wujudnya menjadi "Suster Yang Ngesot" diantara kami…, benar-benar menakutkan…, Kami pun sangat tak menyangka, dan sangat merasa kasihan terhadap si Ran2 yang menjadi korban kejahatan "Hantu Kost2an". Namun si Ran2 tetap tegar dibawah naungan "Laskar Utomo" , karena sejak doeloe…, si Ran2 Saja Tidak [akan] pernah cukup.

PS: Untuk si Ran2.., bersabarlah…, terus maju pantang mundur walaupun nubruk-nubruk gethuk… PEACE!!!

23 Mei 2009

Wartawan dan Jurnalisme Sastrawi

Jurnalisme tidak bermula dan tidak berakhir dengan berita. Sikap ingin tahu adalah awalnya dan dasarnya, ibarat sebuah batu pertama yang kemudian berkembang menjadi fondasi sebuah lorong. Kemudian jurnalisme muncul dengan berbagai halangan yang dihadapinya, yang membutuhkan bukan saja ketrampilan dan kecerdikan, tapi juga menjadi agen pemantau regulitas beredarnya informasi. Mencari, menemukan, menulis dan menerbitkan berita itu bagian tugas dari praktik jurnalisme, tapi tidak sampai pada hal itu saja, karena perjalanan dunia jurnalisme ini masih panjang.

Menurut Bill Kovach (2006), tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur dirinya sendiri. Hal ini mencakup tugas yang banyak sekali, misalnya, membantu memperbaiki kelangusngan hidup masyarakat, minciptakan bahasa dan menambah pengetahuan umum, menggambarkan dan menidentifikasi apa yang dicita-citakan masyarakat, menginterpretasikan siapa yang layak menjadi pemimpin. 

Pers, media, wartawan, dan semua dunia jurnalistik mempunyai peranan yang sangat penting. Salah satunya adalah sebagai agen perubahan. Selain itu perkenbangan industri media sendiri pun juga mengalami kemajuan yang sangat cepat. Sejak lengsernya pemerintahan Soeharto, media baik bagi industri jurnalstik maupun wartawan memiliki kebebasan yang lebih bersar dalam memberikan informasi dan berita kepada masyarakat. Pada hari itu, sekitar pertengahan tahu 1998 di kenal sebagai hari lahirnya kebebasan pers di Indonesia. 

Pada masa-masa awal lahirnya kebebasan pers banyak media baru bermunculan. Baik itu media cetak maupun media elektronik. Kemunculan tersebut seperti tak terbendung, hingga media-media elektronik dunia maya pun juga banyak yang lahir. Pada masa ini merupakan masa-masa kebeasan tersendiri bagi wartawan. Wartawan lebih luas mengaktulisasikan informasi dan berita yang didapatnya, yang mana selama ini merasa terbendung oleh tekanan-tekanan dan ancaman dari atas –pemerintah - jika pemberitaan yang ditulisnya menyangkut hal-hal yang lebih kritis. 

Wartawan pun akhirnya mempunyai kebebasan dalam menulis berita, baik teknik dan caranya pun sebagaimana yang wartawan inginkan, tentunya masih dalam konteks di media mana wartawan tersebut bernaung. Namun. Dalam menulis berita pun wartawan jarang yang berpegang tegus pada idealismenya sebagai wartawan. Salah satunya adalah obyektivitas dan tidak memihak. Obyektivitas disini adalah melihat dunia – hal yang ditulis dalam berita- seperti apa adanya, bukan bagaimana yang diharapkan semestinya. Namun, sejalan dengan kemajuan jaman, obyektivitas mempunyai pengertian yang berbeda. Banyak wartawan dalam pekerjaannya kemudian melihat unsur fairness sebagai prinsip yang penting. 

Wartawan harus bisa mengembangkan pengetahuannya secara khusus dalam bidang yang akan dinilai oleh surat kabarnya. Dorongan akan banyaknya surat kabar yang semakin progresif kini adalah menyajikan tulisan yang berdimensi penuh, berbeda dengan yang lain, dimana pembaca bisa mendapatkan keduanya, yaitu catatan yang akurat dari suatu peristiwa serta tambahan informasi yang dapat dipakai untuk memberikan pengertian yang pasti akan sebuah peristiwa dan dengan metode penulisan tertentu. 

Wartawan memang harus membuat tulisannya menarik, tetapi dengan tidak menjuruskan, mewarnai, atau memainkan kata-kata. Berita itu sendiri sebenarnya sudah mempunyai warna. Warna inilah yang harus diangkat ke permukaan, yaitu berupa kedetailan akan informasi. Tugas wartawan adalah merajut benang-benang kehidupan kedalam suatu cerita untuk menambah kebenaran dan karakter pada fakta dan keadaan yang ada, (Luwi: 2005).

Media dalam menyajikan berita, memang tidak harus menganut beberapa aliran jurnalisme di atas. Karena media juga harus memperhatikan karakteristik khalayak sebagai pengonsumsi berita. Namun, kualitas dari isi berita juga merupakan tanggung jawab seorang wartawan. Wartawan yang merupakan tolak punggung utama sebagai pengumpul informasi sebuah media hendaknya mampu menyajikan sebuah berita yang dibutuhkan oleh masyarakat. Wartawan tidak hanya duduk di belakang meja kerja, tapi melainkan wartawan harus terjun langsung kelapangan, berjuang, dan mampu menggali hal-hal yang ekslusif.  

Wartawan harus mempunyai action yang merupakan corak dari kepribadiannya. Wartawan harus mampu menjadi pengamat pertama dari sebuah kejadian atau peristiwa dan menceritakan ulang dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan fakta di lapangan. Namun hal ini bertolak belakang dengan eksistensi wartawan dalam penulisan berita dalam surat kabar di Indonesia menjadi nihil. Dalam penulisan berita, misalnya, sering kali karya wartawan tidak dihargai. Identitas wartawan digantikan menjadi kode-kode singkatan yang tidak bermakna di bagian ekor. 

Sebagian media atau surat kabar mempunyai ciri khas tersendiri dalam cara dan teknis penulisan beritanya, hal ini ditujukan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Namun, tingkatan sosial masyarakat pun dapat di gambarkan dengan jenis media atau surat kabar yang dibacanya. Salah satunya adalah harian Surya, berita-berita dan teknik penulisannya akan suatu peristiwa lebih di yellow-kan, misanya berita dengan judul "Gagal Nikahkan Anak, Bakar diri...". Begitu juga dengan harian Memorandum, isi dan nilai berita yang dituliskan lebih di lherr-kan. Hal itu menggambarkan jenis dan macam jurnalisme yang di anut oleh media atau surat kabar tersebut. 

Salah satu aliran jurnalisme yang unik -berbeda dengan yang lain- adalah jurnalisme sastrawi (literary journalism), dimana aliran jurnalisme ini tidak hanya menceritakan sebuah cerita dari peristiwa saja, namun aliran jurnalisme ini lebih menitikberatkan pada sebuah esensi dari berita, yaitu cerita yang mendalam, dengan gaya sastrawi, sehingga pembaca mampu merasakan apa yang ada didalam cerita atau berita tersebut. Pertama kali aliran jurnalisme ini diperkenalkan oleh Tom Wolfe pada tahun 1960-an dengan nama "new journalism" (jurnalisme baru). Dan dalam perkembangannya, aliran jurnalisme ini semakin diminati didalam sebuah media. 

Pada sekitar tahun tahun 1960-an, kemuadian Tom Wolfe yang merupakan seorang wartawan Amerika, memberikan batasan jurnalisme sastrawi pada tahun 1973 dalam antologi berjudul The New Journalism. Maka pada 1973, Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi dengan judul The New Journalism. Mereka jadi editor. Mereka memasukkan narasi-narasi terkemuka zaman itu. Antara lain dari Hunter S. Thompson, Joan Didion, Truman Capote, Jimmy Breslin, dan Wolfe sendiri. Wolfe dan Johnson menulis kata pengantar. Mereka bilang genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur ia menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), serta penuh dengan detail. . Ia menyebut artikel-artikel itu sebagai "jurnalisme baru" sedangkan para penulisnya "jurnalis baru". 

Tom Wolfe mengatakan ada empat hal yang membuat genre ini berbeda dengan penulisan feature yang biasa dipakai suratkabar Amerika Serikat pada dekade itu. Pertama, ia mengandalkan dialog dan adegan dalam tulisannya. Kedua, teknik reportasenya dikenal dengan teknik immerse reporting di mana reporter seakan-akan menyusup dalam cerita yang sedang dikerjakannya. Ketiga, reportasenya tak sekedar meliput dua pihak tapi multi liputan. Keempat, waktu riset dan wawancara biasanya panjang sekali, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, agar hasilnya dalam. 

Salah satu contoh, Pantau pernah mempraktikan jurnalisme jenis ini. Namun biaya membengkak karena media ini harus menyediakan halaman yang lebih banyak lagi untuk memuat berita yang di sajikan. Hal ini membuktikan bahwa aliran jurnalisme ini tidak gampang untuk dipraktikan. Dengan banyak dan sulitnya teknik penulisan berita secara sastrawi ini membuat wartawan tidak semuanya bisa mengaplikasikannya. Hanya sebagian wartawan yang mempunyai keahlihan khusus – baik melalu belajar maupun pembinaan – yang bisa menggunakan metode penulisan secara sastrawi. 

Note:

1Lih. Luwi Iswara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta:Kompas, 2005) hal 14-17

2 Lih. Ekperimental Jurnalisme Sastrawi di http://www.semestanet.com/2007/09/08/eksperimen-jurnalisme-sastrawi/

3 Lih. Surya Ediri Rabu, 13 Mei 2008.

4 Lih. Andreas Harsono dalam Jurnalisme Sastrawi (Jakarta:Pantau,2008)

5Idem.

6 Lih juga Ekperimental Jurnalisme Sastrawi di http://www.semestanet.com/2007/09/08/eksperimen-jurnalisme-sastrawi/


 

23 April 2009

PRESIDEN BARACK H. OBAMA DALAM BUKU CHANGE WE CAN BELIEVE IN

Beberapa waktu yang lalu semua media massa baik media elektronik memusatkan perhatiannya pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Pada saat itu media terpusat oleh pencalonan tokoh dari kulit hitam pertama sepanjang sejarah pemerintahan Amerika. Keputusan bahwa Amerika bisa memiliki seorang presiden berkulit hitam kelihatannya sudah dapat diterima oleh sebagian warga negara Amerika bahkan sebagian dari mereka yakin tokoh baru tersebut dapat membawa perubahan baru terhadap masa depan Amerika.

Tokoh tersebut adalah Barack Obama, walaupun Obama termasuk orang baru dalam kancah politik Amerika Serikat, antusiasme masyarakat dan media Amerika serta media luar negeri pun atas Obama terbilang sangat besar. Barack Obama telah mengukir sejarah kehidupan Amerika. Seseorang yang mempunyai  latar belakang yang menarik, ayahnya kulit hitam, ibu kulit putih, satu-satunya tokoh berdarah campuran Afrika-Amerika di Senat AS, dan terpilih menjadi  presiden AS pertama keturunan Afrika dari Partai Demokrat dalam Pemilihan Presiden 4 November 2008, mengalahkan John McCain Capres Partai Republik.

Ia keluar sebagai calon presiden dari Partai Demokrat setelah perjuangan panjang dan sulit melawan mantan ibu negara, Hilary Clinton. Pertarungan ini mencengkeram Amerika mulai bulan Januari sampai Juni 2008. Perjalanan yang sangat panjang bagi Barack Obama, berbagai media baik luar maupun dalam negeri AS tak luput untuk terus mengikuti perkembangan setiap langkah dan gebrakan-gebrakan dari Obama.

Berbagai strategi politik ia bangun untuk mendapatkan dukungan yang besar dari warga AS, mulai melakukan kampanye keliling Amerika, melakukan orasi terbuka, debat di media, bahkan hingga menulis sebuah buku untuk lebih mendekatkan dirinya kepada para pendukungnya. Salah satu bukunya yang berjudul Change We Can Believe In, adalah buku kedua karya Barack Obama. Judul buku yang sesuai dengan tagline/slogan dari misi yang dia bawa ini laris terjual. Tidak hanya di Negara asalnya, tapi hingga ke luar negeri dan juga ke Indonesia.

Di dalam buku tersebut, Barack Obama menuliskan tentang misi dan visinya serta rencana-rencana besarnya dalam mengubah masa depan Amerika dan Dunia, berbagai janji dan langkah strategi yang dipilihnya berusaha untuk mengajak pendukungnya bahwa Amerika bisa berubah dan menghilangkan sebuah pandangan buruk dunia internasional kepada Amerika.

Fenomena diatas, adalah salah satu momen bersejarah bagi sebagian orang, tidak hanya bagi warga AS sendiri, tetapi juga bagi warga dunia. Bahkan kondisi ini memunculkan sebuah paham tentang Obamania atau demam Obama bagi warga dunia termasuk Indonesia. Melalui buku yang ditulis oleh Barack Obama yang berjudul Change We Can Believe In, penulis melihat bgaimana Obama membangun gambaran dan citra tentang dirinya kepada masyarakat Amerika dan masyarakat Dunia pada Umumnya.